LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN
“Preparasi Media Kultur Jaringan”
OLEH :
SATRIA EKA WIJAYA
D1B1 14 071
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2016
I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Media
adalah faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan dan berpengaruh
sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang dihasilkannya (Tuhuteru et al.,2012). Media ½ MS
adalah media MS yang konsentrasi unsur hara makro dikurangi menjadi ½
dari konsentrasi yang umum dipakai. Media ini memiliki konsentrasi garam
mineral yang tinggi dan senyawa N dalam bentuk NO3- dan NH4+. Media
New Phalaenopsis (NP) yang diciptakan oleh Ichihashi adalah
media yang diformulasikan khusus untuk kultur in vitro anggrek. Potassium nitrat,
ammonium nitrat, kalsium nitrat dan magnesium nitrat berfungsi sebagai sumber
nitrat. Zat pengatur tumbuh (ZPT) yang digunakan adalah BAP (6-benzyl amino purine). BAP termasuk ZPT
golongan sitokinin yang berfungsi meningkatkan pembelahan sel,
proliferasi pucuk, dan morfogenesis pucuk (Zulkarnain, 2009).
Kultur jaringan tanaman adalah suatu
teknik isolasi bagian-bagian tanama. seperti jaringan, organ, ataupun embrio,
lalu dikultur pada medium buatan yang steril sehingga bagian-bagian tanaman
tersebut mampu beregenerasi dan berdiferensisi menjadi tanaman lengkap.
Jaringan yang sering digunakan dalam teknik kultur jaringan tanaman
adalah kalus, sel, dan protoplas; sedangkan organ tanamannya meliputi pucuk,
bunga, daun dan akar.
Teknik kultur jaringan tanaman memiliki
prospek yang lebih baik daripada metode perbanyakan tanaman secara vegetative
konvesional dikarenakan keuntungan-keutungan berikut ini. Pertama, jutaan klon
dapat dihasilkan dalam waktu setahun hanya dari sejumlah kecil material awal.
Dengan metode vegetative konvensional diutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
menghasilkan tanaman dalam jumlah yang sama dan jumlah bahan awal yang
diperlukan pun lebih besar. Kedua, teknik kultur jaringan menawarkan suatu
alternativ bagi spesies-spesies yang resisten terhadap sistemp perbanyakan
vegetativ konvensional dengan melakukan manipulasi terhadap faktor-faktor
lingkungan, termasuk penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT). Ketiga, kemungkinan
untuk mempercepat pertukaran bahan tanaman di tingkat internasional. Apabila
ditangani secara hati-hati, status aseptik dari bahan tanaman mengurangi
kemungkinan bagi introduksi ataupun penyebaran penyakit tanaman. Keempat,
teknik kultur jaringan tidak tergantung pada musim. Dari uraian diatas maka
perlu dilakukan praktikum Preparasi Media Kultur Jaringan agar mahasiswa dapa
mengetahui manfaat dari media kultur jaringan itu sendiri.
B. Tujuan dan Kegunaan
Praktikum
teknik aseptik pada kultur jaringan ini bertujuan untuk mengetahui terkait
metode dan bahan sterilat yang digunakan untuk sterilisasi, serta dapat
melakukan (praktek) sterilisasi pada peralatan, media kultur, bahan tanam dan
ruangan yang dipergunakan selama kultur jaringan.
Kegunaan dari praktikum teknik
aseptik pada kultur jaringan ini yaitu agar dapat mengetahui terkait metode dan
bahan sterilat yang digunakan untuk sterilisasi, serta dapat melakukan
(praktek) sterilisasi pada peralatan, media kultur, bahan tanam dan ruangan yang
dipergunakan selama kultur jaringan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari
tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ, serta
menumbuhkannya dalam keadaan aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat
memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali (Maliyo, 2007).
Kultur
jaringan atau biakan
jaringan merupakan teknik pemeliharaan jaringan atau bagian dari individu secara buatan (artifisial). Yang
dimaksud secara buatan adalah dilakukan di luar individu yang bersangkutan.
Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur In Vitro,
sebagai lawan dari In Vivo.
Dikatakan In Vitro (bahasa Latin, berarti "di dalam kaca") karena jaringan
dibiakkan di dalam tabung inkubasi atau cawan petri dari kaca atau material tembus pandang lainnya. Kultur jaringan
secara teoretis dapat dilakukan untuk semua jaringan, baik dari tumbuhan maupun hewan (termasuk manusia) namun masing-masing jaringan memerlukan komposisi media tertentu (Mardin S, 2011).
Media
merupakan faktor penentu dalam
perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung
dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya
terdiri dari garam mineral, vitamin dan hormon. Selain itu, diperlukan juga
bahan tambahan seperti agar, gula (sebagai sumber energi), dan lain-lain. ZPT
(hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenis maupun jumlahnya,
tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah
jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan
juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya menggunakan autoklaf
(Yuniastuti, 2012).
Keberhasilan kultur jaringan ditentukan oleh media tanam
dan jenis tanaman. Campuran media yang satu mungkin cocok dengan jenis tanaman
tertentu, namun tidak cocok untuk jenis tanaman yang lain. Hal ini disebabkan
karena setiap spesies tanaman dan bagian dari tanaman mempunyai kemampuan yang
tidak sama dalam mensintesa atau merombak zat- zat yang menyusun media. Oleh
karena itu tidak ada formulasi yang sesuai untuk semua jenis tanaman yang menyebabkan diciptakannya berbagai
macam media yang disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan dikulturkan (Herawan dan M. Naim, 2008).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Oktober
2016 pada pukul 13 WITA – 15.00 WITA, bertempat di Laboratorium
Agroteknologi Unit In Vitro Fakultas
Pertanian Universitas Halu Oleo.
B.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu erlenmeyer 500 ml, spatula,
kertas label, Pengaduk magnetic,
aluminium foil, hot plate,
karet gelang, gelas ukur 100 cc, timbangan analitik dan kamera.
Bahan yang digunakan yaitu MnSO4.4H2O,
ZnSO4.4H2O, H3BO3, Kl, Na2MoO4.2H2O, CuSO4.5H2O, dan CoC12.6H2O
C. Prosedur Kerja
1. Membuat
larutan Stok Mikronutrien 500 ml
a. Timbang
bahan-bahan kimia tersebut degan timbangan analitik
b. Larutkan
bahan-bahan tersebut satu persatu ke dalam erlenmeyer 500 ml yang telah diisi
dengan 300 ml akuadest.
c. Gojog
erlenmeyer setiap kali penambahan bahan kimia, sampai larut.
d. Setelah
semua bahan kimia masuk dan terlarut, tambahkan akuadest sampai volume larutan
menjadi 200 ml.
e. Untuk membuat 1 liter medium MS diperlukan 10 ml
larutan stok Mikro..
f. Beri
label : MS MIKRO , 20 X, 10 ml/lt
Artinya
: untuk membuat 1 liter MS, di perlukan
10 ml stok
g. Simpan
dalam lemari es.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil pada
praktikum kali ini yaitu :
1
|
Mikronutrien
|
Nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil
|
B. Pembahasan
Media adalah tempat tumbuh eksplan yang di dalamnya mengandung
banyak nutrisi untuk menunjang kehidupan dan pertumbuhan eksplan. Media
merupakan faktor penentu keberhasilan dalam perbanyakan tanaman dengan kultur
jaringan.
Pada hasil
diatas bahan yang digunakan yaitu MnSO4.4H2O
2.23 gr, ZnSO4.4H2O 0.86 gr, H3BO3 0.62 gr, Kl 0.083 gr, Na2MoO4.2H2O 0.025 gr,
CuSO4.5H2O 0.025 gr, dan CoC12.6H2O 0.025 gr. Kondisi penyimpan larutan stok
perlu diperhatikan, sebab
ada beberapa bahan yang tidak tahan dalam suhu tinggi atau cahaya.
Larutan stok kadang-kadang juga ditumbuhi oleh mikroorganisme, larutan stok
yang terkontaminasi ini tidak dapat digunakan lagi.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. bahan yang digunakan MnSO4.4H2O 2.23 gr, ZnSO4.4H2O 0.86 gr, H3BO3
0.62 gr, Kl 0.083 gr, Na2MoO4.2H2O 0.025 gr, CuSO4.5H2O 0.025 gr, dan
CoC12.6H2O 0.025 gr.
B.
Saran
Saran yang dapat saya ajukan untuk asisten agar pada saat praktikum tolong tegas, agar tidak dipandang
enteng oleh praktikan dan seharusnya yang menentukan waktu ACC adalah asisten
itu sendiri bukan praktikan, tolong jangan pernah mau diatur oleh praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Herawan dan M. Naim. 2008.
pengaruh Jenis Madia dan Konsentrasi ZPT Kinetin Terhadap Perakaran Pada Kultur
Jaringan Cendana (Santalum album Linn). Agrosains Volume 19 ( 2 ) : 198.
Maliyo, 2007. Respon Subkultur Pisang Canvedish Terhadap Naphtalene
Acetic Acid dan Benzil Aminopuryn. Buletin Pertanian dan Peternakan. Vol
3(5):1-10.
Mardin. S. 2011.
Handout Kultur Jaringan Tanaman Hortikultura. Fakultas Pertanian Universitas
Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Tuhuteru,
S., M.L. Hehanussa, dan S.H.T. Raharjo. 2012. Pertumbuhan dan
Perkembangan
Anggrek Dendrobium anosmum pada
Media Kultur In
Vitro dengan Beberapa Konsentrasi Air Kelapa. Agrologia 1(1) : 1-12.
Yuniastuti dan Endang. 2012. Petunjuk Praktikum Kultur Jaringan.
Surakarta
Zulkarnain.
2009. Kultur Jaringan Tanaman. Bumi aksara, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar