Sabtu, 31 Maret 2018

Contoh PKM Penelitian Beserta Penjelasan






PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM


PUPUK PELET ASRIZ  UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI CABAI RAWIT LOKAL SULTRA DI TANAH MARGINAL

BIDANG KEGIATAN:



Diusulkan oleh:

Muh. Andi sukarono Ketua; D1B114170;Angkatan 2014
Muammar Syaputra Anggota1; D1B14117;Angkatan 2014
Wa Ode Surniati Anggota 2; D1B116124; Angkatan 2016
                        Catatan cari satu anggota fakultas lain




UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016



PENGESAHAN USULAN PKM-PENELITIAN

1.
Judul Kegiatan
:
Bubuk Komba- Komba Sebagai Pengaktif Mikro Organisme Rhizosfer Kacang Tanah di Tanah Tambang.
2.
Bidang Kegiatan
:
PKM-P
3.
Ketua Pelaksana Kegiatan



a.
Nama Lengkap
:
Muh. Andi Sukartono

b.
NIM
:
D1B1 14 170

c.
Jurusan
:
Agroteknologi

d.
Universitas
:
Halu Oleo

e.
Alamat dan No Telp/HP
:
Lorong kawat.
HP. 085394948778

f.
E-mail
:
4.
Anggota Pelaksana Kegiatan
:
2 Orang
5.
Dosen Pendamping
:


a.
Nama Lengkap dan Gelar
:
Dr. Laode Harjoni Kilowasid, SP.M.Si

b.
NIDN
:
0001066905

c.
Alamat dan No Telp/HP
:
BTN Bumi Permatasari[S2] /081342642970
6.
Biaya Kegiatan Total



a.
Kemristekdikti
:
Rp. 12.500.000

b.
Sumber lain
:
-

                                                                                    Kendari,  25 Oktober 2017
Menyetujui
Ketua Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian,                                                    Ketua Pelaksana Kegiatan,




Dr. Ir. Tresjia C. Rakian,M.P                                Muh. Andi Sukarono
NIP.  19631112 1989022 001                                   NIM. D1B114 114

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni Universitas Halu Oleo,                     Dosen Pendamping,




Dr. Nur Arafah,S.P.M.Si.                           Dr.L.M.Harjoni Kilowasid,SP.M.Si
NIP. 197010181998021001                                       NIDN. 0001066905



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB 1.    PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Rurumusan Permasalahan...................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................... 3
1.4. Luaran................................................................................................... 3
1.5. Kontribusi dalam Agroteknologi........................................................... 3
BAB 2.   TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 3
BAB 3.  METODE PENELITIAN.................................................................... 4
3.1.   Waktu dan Tempat.............................................................................. 4
3.2.   Bahan dan alat..................................................................................... 5
3.3.   Rancangan Penelitian........................................................................... 5
3.4.   Pelaksanaan.......................................................................................... 5
3.5.  Variabel Pengamatan............................................................................ 7
3.6.  Analisis Data......................................................................................... 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN................................................ 8
4.1.  Anggaran Biaya................................................................................... 8
4.2.  Jadwal Kegiatan.................................................................................. 8
BAB 5. DAFTAR PUSTAKA
BAB 6. LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran1. BiodataKetua,AnggotaPelaksanadanDosenPendamping
Lampiran2.JustifikasiAnggaran
Lampiran3.SusunanOrganisasiTim PenelitidanPembagianTugas
Lampiran4.SuratPernyataanKetuaPeneliti/Pelaksana



1
 
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cabai rawit merupakan tanaman hortikultura yang banyak digemari oleh masyarakat di Sulawesi Tenggara saat ini[S3] .Hal ini dikarenakan buah cabai rawit Sulawesi Tenggara memiliki rasa dan tingkat kepedasan yang khas[S4] . Selain itu, cabai rawit mengandung zat gizi antara lain lemak, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, B2, C, dan senyawa alkaloid seperti capsaicin, oleoresin, flavanoid, dan minyak esensial (Ikpeme et al., 2014[S5] ).Tingginya kandungan gizi tanaman cabai rawit tersebut, maka sangat penting untuk dikembangkan untuk peningkatan perekonomian masyarakat.Tidak heran kebutuhan cabai rawit di Sulawesi Tenggara semakin meningkat setiap tahunnya.Namun peningkatan permintaan tersebut tidak diimbangi oleh peningkatan produktivitas tanaman cabai rawit. Tercatat produksi tanaman cabai rawitpada tahun 2014 yaitu sebesar 6,819 t.ha-1 dan pada tahun 2015 sebesar 3,5919 t.ha-1. Produksi cabai rawit tahun 2015 mengalami penurunan sangat tinggi bila dibandingkan dengan produksi cabai rawitrawit tahun 2014 yaitu sebesar 2,5797 t.ha-1 (BPS, 2015[S6] ).
Rendahnya produktivitas tanaman cabai rawitdisebabkan oleh kesuburan tanah yang rendah dimana didominasi lahan marginal.Riwandiet al. (2014), bahwa lahan marginal memiliki unsur hara makro dan unsur hara mikro yang sangat rendah dan juga banyak mengandung unsur hara toksik berupa aluminium, mangan dan besi yang sangat tinggi sehingga dapat membahayakan tanaman yang tumbuh.Selain kesuburan tanah rendah, ketersediaan pupuk organik[S7]  juga menjadi faktor pembatas dalam budidaya tanaman cabai rawit.Kurangnya ketersediaan pupuk organik menyebabkan pengelolaan tanaman cabai rawit di masyarakat menggunakan pupuk anorganik.Padahal dengan penambahan pupuk anorganik dapat meninggalkan residu yang membahayakan kesehatan manusia dan mematikan mikroorganisme dalam tanah.Selain itu juga,sistem aplikasi pupuk pada masyarakat belum efektif dan tidak tepat dosis anjuransehingga menyebabkan pupuk yang diaplikasi  tidak efektif dan efisien diserap oleh tanaman.Jika kondisi ini dibiarkan secara terus menerus maka berimplikasi terhadap penurunan produksi tanaman dan penurunan kualitas lingkungan.[S8] 
Salah satu inovasi yang akan dilakukan untuk meningkatkan produksi tanaman cabai rawitlokalSulawesi Tenggara adalah dengan memanfaatkan pupuk organik dalam bentuk pelet yang bersumber dari ampas sagu. Ampas sagu banyak tersebar di Sulawesi Tenggara (Gambar 1), namun belum termanfaatkan sepenuhnya.Padahal berpotensi sebagai pupuk organik dan material pembawa rizobakteri pemacu tumbuh tanaman.Wahida dan Lambongan(2015),melaporkan bahwa kompos ampas sagu memiliki kandungan C-Organik 23,1 %, Nitrogen 1,73 %, Fosfor 1,3 % dan kalium 1,5 %.Tingginya kandungan unsur hara ampas sagu dapat diolah menjadi pupuk alternatif berupa pupuk pelet melalui fermentasi mikroorganisme yang berfungsi sebagai dekomposer dan bermanfaat bagi pertanian.Selain sebagai pupuk organik, ampas sagu juga dapat dijadikan sebagai agen pembawa rizobakteri yang berperan sebagai pemacu tumbuh tanaman.






2
 



 








Gambar 1.Ampas sagu dari olahan petani tradisional di Lameuru, Kec. Ronomeeto Kab. Konawe Selatan, Prov. Sulawesi Tenggara (Foto oleh LM.Hardjoni Kilowasid, 2016).
Beberapa rizobakteri yang dapat digunakan dalam meningkatkan hasil tanaman yaitu rizobakteri dari golongan Bacillus spp., Pseudomas fluorescens dan Serratia sp (Sutariati  dan Safuan, 2012; Sutariati et al., 2014). Kemampuan rizobakteri dalam mensintesis hormon IAA dan melarutkan fosfat serta memfiksasi nitrogen dari udara merupakan bukti rizobakteri mampu memacu pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi tanaman (Sutariati et al., 2014; Saylendra dan Firnia (2013).
Berdasarkan keunggulan dari ampas sagu dan rizobakteri untuk memacu pertumbuhan tanaman maka potensial dikembangkan dalam bentuk pupuk PELET ASRIZ (Ampas Sagu dan Rizobakteri).Aplikasi pupuk PELET ASRIZ masih jarang dilakukan dan dikembangkan untuk peningkatan produksi tanaman dan agen pembawa rizobakteri pemacu tumbuh. Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian ini guna untuk mengetahui pengaruh efektifitas penggunaan pupuk PELET ASRIZ terhadap produksi tanaman cabai rawit khas Sultra di tanah marginal.
1.2.       Rumusan Permasalahan
Menurunnya produksi tanaman cabai sejalan dengan menurunnya karbon organik dan populasi mikroba tanah yang berperan penting dalam kesuburan tanah yang diolah secara intensif.Untuk mengatasi hal tersebut, saat ini digunakan rizobakteri sebagai bioteknologi untuk peningkatan produksi pertanian secara berkelanjutan.Namun kendala utama yang dihadapi adalah aplikasi produk biofertilizer rizobakteri komersial kemasan cair dan padat kurang efektif pada tingkat petani.Salah satu inovasi yang dilakukan adalah dengan memformulasi dalam bentuk pelet dengan menggunakan limbah ampas sagu yang berlimpah sebagai bahan pembawa rizobakteri, khususnya untuk aplikasi pada tingkat petani di Sulawesi Tenggara.
3
 
1.3. TujuanKhusus Penelitian
Penelitian   ini   bertujuan   untuk   memelajaripengaruh ampas sagu dan rizobakteri (ASRIZ) sebagai pupuk organik pelet dan bahan pembawa rizobakteri pembacu tumbuh tanaman yangdapat meningkatkan produksi tanaman cabai lokal kendari.[S9] 
1.3. Luaran
Luaran (output)yangdiharapkan dari kegiatan PKMPiniadalah:
1.        Formula pupuk pelet organik berbasis ampas sagu dan rizobakteri (ASRIZ) yang dapat meningkatkan produksi tanaman cabai lokal Sulawesi Tenggara
2.        Artikel ilmiah untuk dipublikasikan padajurnal nasional terindeks di google scholar.
1.4. Kontribusi dalam Agroteknologi
            Pelelitian ini dapat berkontribusi dalam pengembangan teknologi di bidang agronomi (agroteknologi) melalui pemanfaatan rizobakteri lokal dan material organik ditingkat petani sebagai bahan pembawa rizobakteri dalam bentuk pelet untuk peningkatan produktivitas pertanian di wilayah pedesaan yang memiliki vegetasi sagu.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Rizobakteri adalah bakteri yang di isolasi rizosfer tanaman yang mengolonisasi akar tanaman yang berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan tanaman.Rizobakteri indigenos berupa kelompok Bacillus spp, P. Flourenscens dan serratia spp. mampu mensintesis IAA, melarutkan fosfat dan memfiksasi nitrogen serta memacu pertumbuhan tanaman di Lahan Kering Marjinal (Sutariati dan Wahab, 2012).Selain itu, Bacillus sp. CKD061 juga mampu menghasilkan senyawa siderofor dan HCN yang dapat berperan sebagai bioprotektan. Khaeruni dan Gusnawati (2012), melaporkan bahwa aplikasi agens biokontrol berupa campuran dua atau lebih isolat Bacillus spp. dapat  dapat memacu pertumbuhan tanaman cabai rawit dan menekan perkembangan jamur Fusarium oxiforum.
Aplikasi rizobakteri dalam formula cair kurang efektif, sehingga banyak dikembangkan formula padat dari rizobakteri dengan menggunakan berbagai bahan pembawa.Berbagai bahan pembawarizobakteri yang umun digunakan adalah tanah, pupuk kandang dan sekam (Firdausi et al., 2016).Selain itu juga penggunaan media pembawa yang digunakan adalah kompos dan vermikulit dalam bentuk pelet pada perkembangbikan jamur mikoriza arbuskula (David et al., 2015).Media pembawa juga yang digunakan adalah tanah gambut dengan memacu perkembangan bakteri rhizobium (Rebah et al., 2007).Pupuk kandang unggas (PM) dan limbah pisang (BW)sebagai pembawa inokulan dari konsorsium bakteri yang dibentuk oleh strainbakteri Azospirillum, Azotobacter dan P-solubiliser (Cruz et al., 2008). Penggunaan berbagai media pembawa tersebut tidak cukup tersedia dan susah dicari di Sulawesi Tenggara. Media pembawa pada umumnyamengandung sukrosadan bahan organik tinggi (Daza et al., 2008). Salah satu inovasi bahan pembawa dalam bentuk pelet dengan menggunakan ampas.Ampas sagu ini mengadung bahan karbohidrat (pati) dan sukrosa (gula) yang tinggi (Matsumoto et al., 1998).
4
 
Selain berfungsi sebagai media pembawa rizobakteri, ampas sagu juga dapat dikomposkan untuk meningkatkan kesuburan tanah.Komposampas sagu memiliki kandungan C-Organik 23,1 %, Nitrogen 1,73 %, Fosfor 1,3 % dan kalium 1,5 %. Wijayanto et al. (2016), bahwa Kompos ampas sagu mengandung C-organik 31,16 %, N-total 2,16 % dan C/N rasio 13,96 %.Tingginya kandungan bahan organik Kompos sagu maka potensial untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman (Wahida dan Lambongan, 2015).
Pemberian Kompos ampas sagu dapat memperbaiki struktur tanah dan sifat kimia tanah.Humus yang menjadi asam humat atau jenis asam lainnya dapat melarutkan zat besi (Fe) dan aluminium (Al), dimana kedua unsur ini sering mengikat senyawa fosfat yang merupakan sumber fosfor bagi tanaman, sehingga fosfor tidak dapat diserap tanaman. Adanya humat yang dapat melarutkan besi  dan aluminium menyebabkan senyawa fosfat terlepas menjadi senyawa yang tersedia dalam tanah dan dapat diserap tanaman.   Pemberian Kompos ampas sagu juga dapat meningkatkan pH tanah mendekati netral dan kapasitas tukar kation akan semakin meningkat sehingga unsur hara yang ditambahkan lewat Kompos ampas sagu lebih tersedia bagi tanaman (Sulistiowaty, 2011).
Hasil penelitian Wijayanto et al. (2016), menunjukan bahwa dengan pemberian kompos ampas sagu 10 t.ha-1dan arang sekam padi dapat meningkatkan komponen hasil dan produksi kedelai sebesar 3,1 t.ha-1. Habiet al. (2014), bahwa dengan pemberian pupuk kombinasi empulur  sagu, kompos dan pupuk anorganik dapat meningkatkan hasil tanaman jagung 30-47% dibandingkan dengan pupuk pemberian pupuk anorganik atau kompos secara mandiri. Kaya (2012), bahwa pemberian kompos ampas sagu 10 t.ha-1 dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung berupa tinggi tanaman 76, 63 cm dibandingkan dengan perlakuan 5 t.ha-1 yaitu 65, 53 cm dan kontrol 54,23 cm.
   Penggunaan Kompos ampas sagu dapat meningkatkan produksi tanaman kacang tanah berupa peningkatan jumlah polong, jumlah ginofor dan bobot 100 biji kacang tanah dibandingkan dengan pemberian pupuk kandang dan kontrol (Kalay dan Wijayanti, 2011).Tingginya kandungan unsur hara Kompos ampas sagu maka potensial dapat digunakan untuk meningkatkan produksi tanaman cabai rawit.
BAB 3. METODE PENELTIAN
3.1 Waktu dan Tempat
PKM-P akan dilaksanakan segera setelah memperoleh informasi bahwa kegiatan ini mendapatkan pembiayaan dari Ristek Dikti. Penelitian akan dilaksanakan di kebun Percobaan II dan Laboratorium Agroteknologi Fakultas  Pertanian Universitas Halu Oleo.
5
 
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang akan digunakan pada pelaksanaan PKM-P ini meliputi: benih cabai rawit, ampas sagu, dedak, EM4, gula pasir, aquades, spiritus, alkohol 70%, TSB, agar, isolat agens hayati Bacillus sp. CKD061, (Koleksi Ibu Prof. Dr. Ir. Gusti Ayu K. Sutariati, M.Si), label, kapur, tissue, plastik wrap, alumenium foil dan kapas. Alat yang akan digunakan pada pelaksanaan PKM-P meliputi: pacul, skopang, terpal, waring net, laminar air flow cabinet, hot, plate, autoclave, Bunsen, jarum ose, petridish, batang penyebar, timbangan analitik, mistar, pacul, gelas ukur, kamera digital dan alat tulis menulis.
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang akan dilakukan pada pelaksanaan PKM ini yaitu menggunakan rancangan acak kelompok dengan 6 perlakuan yaitu:
P0 = tanpa perlakuan
P1 = Aplikasi bentuk pelet ampas sagu5 g.tanaman-1dan rizobakteri
P2 = Aplikasi bentuk pelet ampas sagu 10 g.tanaman-1dan rizobakteri
P3 = Aplikasi bentuk pelet ampas sagu 15 g.tanaman-1 dan rizobakteri
P4= Aplikasi bentuk sistem sebar ampas dan rizobakteri
P5 = Aplikasi bentuk sistem larikan ampas sagu dan rizobakteri
P6 = Aplikasi bentuk tugal ampas sagu dan rizobakteri.
Tiap perlakuan ini diulangi sebanyak 3 kali sehingga total unit percobaan diperoleh 21 unit percobaan.
3.4 Pelaksanaan
a.   Pembersihan Lahan dan Pengolahan Tanah
            Pembersihan lahan dapat dilakukan dengan memberikan semua vegetasi yang ada di lahan percobaan penelitian.Sedangkan pengolahan tanah dapat dilakukan pengemburan tanah dengan memacul tanah lahan percobaan tersebut.
b.  Pembuatan Petak Percobaan
            Pembuatan petak percobaan dapat dilakukan dengan membuat bedengan ukuran 2x2 m dengan jarak antar petak kelompok 50 cm dan antar petak perlakuan 40 cm yang disesuaikan dengan denah percobaan.
c.   Pembuatan Media Perbanyakan Isolat Rizobakteri
Untuk perbanyakan rizobakteri disiapkan media TSA dan Kings’B.  Media TSA ini dibuat dari campuran  agar 20 g dan Trypthic Soy Broth 30g. Sedangkan untuk pembuatan media Kings’B terdiri dari campuran agar 20g,  protease peptone 20 g,  glycerol 15 ml,  K2HPO4  2,5 g dan MgSO4.7H2O 6 g. 
Isolat rizobakteri ditumbuhkan dalam media TSA (bakteri kelompok Bacillus spp.)  atau King`s B (bakteri kelompok Pseudomonas spp./Isolat PKLK) padat dan di inkubasi selama 48 jam. Koloni bakteri yang tumbuh disuspensikan dalam aquades steril hingga mencapai kerapatan populasi 109 cfu/ml.
d.   Pembuatan Pupuk PeletASRIZ
            Pembuatan pupuk pelet organik ASRIZadalah sebagai berikut:
1.        Bahan organik ampas sagu dilakukan fermentasi terlebih dahulu:
·     
6
 
Kompos Ampas sagu dibuat dengan menyiapkan bahan ampas sagu, dedak, Mikroorganisme fermentasi, gula pasir dan air bersih. Selanjutnya melakukan penimbangan ampas sagu dan dedak dengan perbandingan 10 : 1 dimana ampas sagu sebanyak 200 kg dan dedak sebanyak 20 kg.
·      Bahan ampas sagu sebanyak 200 kg dan dedak sebanyak 20 kg dicampur secara merata. Kemudian bahan tersebut ditambahkan bioaktivator berupa mikroorganisme lokal sebanyak 100 ml, gula pasir 0,5 kg dan air sebanyak 10 liter, kemudian dicampur secara merata.
·      Kemudian bahan yang sudah dicampur dilakukan fermentasi dengan ditumpuk dan ditutup menggunakan terpal.
·      Bahan yang difermentasi dibalik pada setiap 2 hari. Tujuannya adalah agar bioaktivator bekerja dengan baik dan mengontrol suhu pada saat fermentasi berlangsung. Pembalikkan Kompos dilakukan selama 1 bulan dan sesudah itu  pupukKompos ampas sagu siap diaplikasikan di lapangan.
2.        Kompos ampas sagu hasil fermentasi yang telah dianalisis kandungan kimia (C, N, P, K dan pH) dibuat dalam bentuk pelet dengan tahapan sebagai berikut:
·      Kompos ampas sagu hasil fermentasi tersebut ditimbang sebanyak 4 kg kemudian dimasukkan kedalam baskom.
·      Kemudian membuat larutan perekat untuk pembentukan pupuk pelet berupa tepung kanji sebanyak 2 kg  kemudian ditambahkan suspensi rizobakteri secukupnya diaduk sampai mengental.
·      Kemudian larutan kanji dan rizobakteri tersebut dicampur dengan kompos ampas sagu, kemudian diaduk hingga merata.
·      Selanjutnya dilakukan pembuatan adonan kemudian dicetak dalam bentuk pelet dengan alat pencentak.
e.   Persemaian
Benih disemai pada bak kecambah yang berisi arang sekam, tanah dan pupuk kandang steril (1:2:1).  Selanjunya benih dibiarkan tumbuh  hingga berumur dua  minggu setelah tanam, bibit  siap dipindahkan di lapangan.
f.   Penanaman
Penanaman dapat dilakukan dengan mengambil bibit yang telah disemaikan dan ditanam dengan jarak tanam 40 cm x 60 cm.
g.   Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiangan, penyiraman dan penyulaman. Penyiangan dilakukan bila areal penanaman tanaman cabai rawitterdapat jenis rumput lain. Penyiangan dilakukan dengan mencabut atau membersihkan rumput yang tumbuh dipetak percobaan, agar tidak terjadi kompetisi serapan hara dan tidak terdapat pengaruh gulma dengan tanaman cabai rawit.Penyiraman dilakukan untuk mempertahankan kondisi kapasitas lapang.Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari jika tidak terjadi hujan atau meskipun terjadi hujan tetapi tidak sampai kapasitas lapang tetap dilakukan penyiraman.
7
 
3.5 Variabel Pengamatan
Variabel yang akan diamati pada pelaksanaan PKM-P ini yaitu:
a.    Tinggi Tanaman dan Diameter Batang
     Pengamatan tinggi dan diameter batang tanaman dilakukan pada umur tanaman 14 hari setelah pindah tanam (hsp), 21 hsp, 28 hsp, 35 hsp dan 42 hsp.
b.    Luas daun
Luas daun dihitung pada umur tanaman 14 hari setelah pindah tanam (hsp), 21 hsp, 28 hsp, 35 hsp dan 42 hsp dengan rumus : L = P x L x C.
Ket: L = Luas daun, P = Panjang daun, C = Konstanta (0,53).
c.         Indeks luas daun. Indeks luas daun diamati pada 14, 28, 42 dan 56 HST  dihitung dengan menggunakan persamaan: ILD = LD/LA. LD = Luas daun (cm2) yang dihitung melalui persamaan LD = P x L x P; P = Panjang daun (cm) L = Lebar daun (cm) dan C (Konstanta = 0,53) LA = Luas areal yang ditanami (cm2).
d.        Bobotkering (BK) brangkasan. Bobot kering diukur dengan mengambil sampel pada masing perlakuan dan diovenkan pada suhu 600C selama 2 x 24 jam dan kemudian menimbang tanaman yang telah dioven tersebut.
e.         Laju Pertumbuhan Relatif/Relatif Growth Rate (RGR) (g..g-1.hari-1), dengan menggunakan rumus (Sugito, 2009) :
     RGR= In w2-In w1
                        t2    -  t1
       Keterangan:
                 In w1              = Logaritma dari berat awal
                 In w2              = Logaritma dari berat akhir
            t1 dan t2       = Interval waktu
f.     Jumlah bunga
          Jumlah bunga dihitung berdasarkan bunga yang telah mekar.
g.    Jumlah Hari Berbunga 80%
     Jumlah hari berbunga 80% dihitung pada setiap petakan waktu berbunga 80 % dari keseluruhan tanaman.
h.    Jumlah Cabang Primer
Jumlah cabang primer dihitung pada setiap cabang yang muncul pada batang primer yang dilakukan pada umur tanaman 14 hari setelah pindah tanam (hsp), 21 hsp, 28 hsp, 35 hsp dan 42 hsp.
i.      Jumlah buah dan berat buah
    Jumlah buah dan berat buah dihitung dan ditimbang beratnya berdasarkan perlakuan yang diuji.
3.6 Analisis Data
Data hasil pengamatan akan dianalisis menggunakan analisis ragam. Hasil analisis yang menunjukkan pengaruh nyata dilanjutkan dengan UJBD pada taraf nyata α=0.05, untuk mengetahui efektivitas perlakuan yang diuji.
8
 




 




18
 
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
 TINGGIUNIVERSITAS HALU OLEO
Kampus Bumi Tridharma, Anduonohu Kendari Telp. (0401) 3190914
 

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama                           :
NIM                            : 
Program Studi             :  
Fakultas                       : 

Dengan ini menyakan bahwa proposal (PKM-Penelitian) saya dengan judulIntegrate Ampas Sagu dan Gulma Chromolaena odorata sebagai Pupuk Organik untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung, yang diusulkan untuk tahun anggaran 2017 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya pelaksanaan yang sudah diterima ke kas Negara.  Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

 Kendari, 9 November 2016

Mengetahui,
Ketua Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian                                                       Yang menyatakan,






 [S1]EKSAKTA (PKM-PE)

 [S2]BTN Bumi Permatasari No. 12, Rahandouna, Poasia, Kendari

 [S3]Buatcerita tentang tentang pentingnya cabai merah

 [S4]Silahkan dipahami kembali nampaknya tidak logis

 [S5]Tidak ada dalam daftar pustaka

 [S6]Keseluruhan paragraf  ini direformulasi

 [S7]??????????

 [S8]Reformulasi paragraph inis

 [S9]Kalimat ini masih sulit dipahami, mana variabel bebabsnya dan mana variabel tergantung (mana subyek risetnya dan mana obyek risetnya)