LAPORAN PRATIKUM
ANALISIS TANAH DAN JARINGAN TANAMAN
“ Penetapan Daya Hantar Listrik “
OLEH
SATRIA EKA WIJAYA
D1B1 14 071
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2017
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah adalah produk transformasi
mineral dan bahan organik yang terletak dipermukaan sampai kedalaman tertentu
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan, yakni bahan induk,
iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi, dan waktu yang berjalan
selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri
bahan induk asalnya baik secara fisik kimia, biologi, maupun morfologinya. Tanah merupakan elemen dasar yang
tidak terpisahkan dalam dunia pertanian, dalam skala luas masih lebih
ekonomis dan efisien menggunakan media tanah. Mengingat pentingnya peranan
tanah dalam usahatani, maka pengelolaan tanah untuk usahatani haruslah
dilakukan sebaik mungkin guna menjaga kesuburan tanahnya. Tanah yang memenuhi
syarat agar pertumbuhan tanaman bisa optimal tentulah harus memiliki kandungan
unsur hara yang cukup,mengandung banyak bahan organik yang menguntungkan.
Dalam tanah
terdapat garam-garam terlarut yang dapat berfungsi sebagai penghantar listrik.
Jumlah daya elektron sebanding dengan garam yang ada. Pengukur hantaran
(konduktivitas) listrik tersebut merupakan indikasi konsentrasi senyawa-senyawa
yang terionisasi dengan tingkat ketelitian tinggi. Tanah memiliki kanduang
garam-garam yang berfungsi sebagai penghantar listrik. Pada tanah jumlah daya
elektron sebanding dengan garam yang terkandung dalam tanah. Pengukuran
hantaran listrik tersebut merupakan indikasi konsentrasi senyawa-senyawa yang
terionisasi dengan tingkat ketelitian tinggi. Penentuan hantaran listrik ini
disebut dengan daya hantar listrik (DHL). Nilai DHL suatu tanah dapat diukur
menggunakan alat ukur yang disebut dengan konduktormeter.
B.
Tujuan dan
Kegunaan
Tujuan dari
praktikum kali ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui cara penetapan daya
hantar listrik.
Kegunaan
dari praktikum kali ini yaitu agar mahasiswa dapat memahami cara penetapan daya
hantar listrik.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Peneteapan DHL tanah dilaksanakan
berdasarkan tahanan listrik antara elektrode-elektrode paralel yang dicelupkan
dalam suspensi dengan perbandingan contoh tanah dan pelarut 1:1 pada sistem ini
larutan yang terletak diantara elektrode bertindak sebagai penghantar listrik,
dan hukum fisika yang berhubungan dengan hambatan dapat diterapkan.
Konduktivitas larutan dinyatakan dalam satuan mili atau mikron per cm.
Tingginya DHL
pada tanah ini disebabkan oleh oksidasi pirit yang menghasilkan H2SO4.
Nilai pH tanah yang sangat rendah dapat menghancurkan liat sehingga membebaskan
Al dan kation-kation lain. Larutan tanahnya didominasi oleh Al2(SO4)3
dan kation lain. Dalam keadaan ekstrim di musim kering, H2SO4
bebas dapat ditemukan, dalam musim banjir FeSO4 dapat menjadi
dominan (Adhi, dkk, 1997).
Air murni merupakan penghantar listrik yang buruk, tapi daya hantar listriknya
mengalami kenaikan sebesar banyaknya garam yang terlarut dalam air tanah.
Demikianlah, daya hantar listrik larutan tanah memberikan kepada kita suatu
pengukuran secara tak langsung terhadap kadar garam. Daya hantar listrik diukur
melalui baik metode langsung ataupun metode laboratorium. Yang diukur dengan
satuan mmhos/cm (Brady and Ray,
2000).
Pada tanah tergenang yang normal, nilai DHL tertinggi antara 2-4 dS/m,
tetapi pada tanah pasir yang kaya bahan organik dan tanah sulfat masam dapat
mencapai >4 dS/m yang merupakan ambang bahaya bagi padi. Nilai DHL 2 dS/m
baik untuk tanaman padi. Kation yang digantikan oleh Fe+, Mn2+,
dan NH4 dalam keadaan reduksi dapat hilang bersama air perkolasi.
Pada keadaan kering oksidasi Fe2+ dan NH4
dapat mengasamkan tanah(Hardjowigeno dan Rayes, 2005).
Metode ekstrak pasta jenuh adalah metode yang paling sering digunakan
dalam uji laboratorium. Contoh tanah yang telah dijenuhkan oleh air distilasi
dan dicampurkan menjadi tanah dengan
konsistensi pasta. Setelah didiamkan selama satu malam untuk melarutkan garam,
daya hantar listrik air tanah yang diekstrakkan dari pasta tadi diukur. Metode
di lapangan mencakup pengukuran daya hantar listrik secara langsung di
lapangan. Metode ini melibatkan penetrasi empat sensor berupa elektroda ke
dalam tanah di gerakkan oleh kendaraan seperti
traktor pertanian (Brady and
Ray, 2000).
Salinitas
merupakan tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga
dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan
aluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai
air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara defenisi, kurang
dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau
menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5% (Suriadikarta dan
Sutriadi, 2007).
Salinitas
tanah menunjukkan besarnya kandungan garam mudah larut dalam tanah, sedang
sodisitas menunjukkan tingginya kadar garam Na dalam tanah. Keracunan tanaman
dapat terjadi bila kandungan garam mudah larut terlalu tinggi. Tanah salin
adalah tanah yang mempunyai sifat – sifat berikut : (a). Daya hantar listrik
tanah jenuh air (DHL) > 4 dS/m, (b). Persen Na dapat ditukar (ESP) < 15
dan (c). pH < 8,5. Ion – ion yang dominan pada tanah salin ialah : Na+
, Ca2+, Mg2+, Cl-, SO42-.
NaCl merupakan penyebab salinitas utama. Pada tanah sulfat masam muda
mengandung Al2(SO4)3 dan FeSO4 yang
tinggi tetapi juga memenuhi syarat sebagai tanah salin (Hardjowigeno dan
Rayes, 2005).
Garam-garam
yang dapat dipertukarkan akan mempengaruhi sifat-sifat tanah jika terdapat
dalam keadaan yang berlebihan dalam tanah. Kekurangan unsur Na+ dan
Cl- dapat menekan pertumbuhan dan mengurangi produksi. Peningkatan konsentrasi
garam terlarut di dalam tanah akan meningkatkan tekanan osmotik sehingga
menghambat penyerapan air dan unsur-unsur hara yang berlangsung melalui proses
osmosis. Jumlah air yang masuk ke dalam akar akan berkurang sehingga
mengakibatkan menipisnya jumlah persediaan air dalam tanaman (Buckman and Brady,
1982).
III.
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilakasanakan di Laboratorium Jurusan
Ilmu Tanah Universitas Halu Oleo pada tanggal 25 Oktober 2017 dan pukul 08.00
WITA sampai selesai.
B.
Alat dan
Bahan
Alat yang
digunakan dalam praktikum kali ini yaitu timbangan analitik, botol kocok 100
ml, gelas ukur 50 ml, labu semprot, konduktor dengan sel platina dan pH meter.
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu
sampel tanah, aquades, NaCl.
C.
Prosedur
Praktikum
1.
Menimbang 10 g sampel tanah
dan masukan pada botol kocok.
2.
Menambahkan 50 ml aquades dan
dikocok selama 30 menit kemudian didiamkan selama 24 jam.
3.
Setelah itu diukur daya hantar
listrik sampel tanah yang telah didiamkan selama 24 jam, dengan menggunakan
alat pH meter.
IV.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil
No
|
Nilai
|
Keterangan
|
1
2
3
|
361
5.09
29.3
|
µ s
pH
oC
|
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum
yang telah dilakukan bahwa nilai penetaoan daya hantar listrik dengan sampel
tanah RD bahwa untuk nilainya yaitu 361 micron sekon (µs), 5.09 pH ini
menandakan kondisi tanahnya agak masam dengan suhu yang ada 29oC
DAFTAR PUSTAKA
Adi.
1997 . Penentuan Zonasi Tataguna Air Tanah di Kabupaten Bantul, Daerah
Brady,
N. C dan Ray R. Weil. 2008. The Nature and Properties Of Soil. Pearson
Buckman
dan Nyle.C. Brady., 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara. Jakarta
Hardjowigeno,
S. Dan L. Rayes. 2005. Tanah Sawah: Karakteristik, Kondisi dan Permasalahan
Tanah Sawah di Indonesia. Bayumedia Publishing, Malang.
Hardjowigeno. S dan L. Rayes. 2005. Tanah
Sawah. Bayumedia. Malang.
Hardjowigeno.
S. H. Subagyo., dan L. Rayes. 2005. Morfologi dan Klasifikasi Tanah
Sawah. Bayumedia. Malang.
Istimewa
Yogyakarta. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam vol. 7 No. 4.
Prentice Hall, Ohio.
Suriadikarta, D.A., dan Mas Teddy
Sutriadi. 2007. Jenis – Jenis Lahan Berpotensi Untuk Pengembangan Pertanian Di
Lahan Rawa. Balai Penelitian Tanah Bogor, Jurnal Litbang Pertanian, 26(3).Hal.
115-122.