Sabtu, 31 Maret 2018

Laporan Praktikum Penetapan Fospor Estrak HCL 25%




LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS TANAH, AIR DAN JARINGAN TANAMAN
Penetapan Fospor Ekstrak HCL 25%







Oleh:

SATRIA EKA WIJAYA
D1B114071




MINAT ILMU TANAH
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2017

I.     PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
            Fosfor adalah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforensis. Unsur fosfor merupakan unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15. Fosfor berupa non logam termasuk golongan nitrogen, banyak ditemui dalam batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi tidak pernah ditemui dalam bentuk unsur bebasnya.
            Fosfat merupakan salah satu bahan galian yang sangat berguna untuk pembuatan pupuk. Sekitar 90% konsumsi fosfat dunia dipergunakan untuk pembuatan pupuk, sedangkan sisanya dipakai oleh industri ditergen dan makanan ternak. Mineral-mineral fosfat adalah batuan dengan kandungan fosfor yang ekonomis. Kandungan fosfor pada batuan dinyatakan dengan BPL (bone phosphate of lime) atau TPL (triphosphate of lime) yang didasarkan atas kandungan P2O5. Sebagian besar fosfat komersial yang berasal dari mineral apatit {Ca5 (PO4)3 (F,Cl,OH)} adalah kalsium fluo-fosfat dan kloro-fosfat dan sebagian kecil wavelit (fosfat aluminium hidros). Sumber lainnya berasal dari jenis slag, guano, krandalit (CaAl3(PO4)2(OH)5 .H2O), dan milisit {(Na,K) CaAl6 (PO4)4 (OH)9 3H2O}.
            Penetapan fosfor tanah bagi tanaman khususnya untuk pertumbuhan telah banyak dilakukan. Pengujian tanah dilakukan sebanyak dua tahapyaitu persiapan dari larutan ekstrasi P dan pengujian kandungan P dalam larutan. Beberapa metode kalori meter tersedia untuk menguji P tersedia dalm larutan. Penilaian ini tergantung pada besarnya konsentrasi P dalam larutan, kandungan, dan asam khususnya digunakan dalam pengujian analitik.
Pengujian tanah mempunyai dua tahap yaitu persiapan dario larutan ekstraksi P dan pengujian kandungan P dalam larutan.  Beberapa metode kalorimetri tersedia untuk menguji P tersedia dalam larutan.  Penilaian ini tergantung pada besarnya konsentrasi P dalam larutan, kandungan, dan asam khususnya digunakan dalam pengujian analitik. 
            Ketersediaan P dalam tanah merupakan P yang ada didalam tana sehingga dapat langsung diserap oleh tanah. Fosfor merupakan salah satu sumber untuk hara bagi tananaman, karena dibutuhkan dalam jumlah yang banyak dan bersifat essensial, sangat penting, dan tidak dapat digantikan. Fosfor menjadi masalah karena ketersediaannyayang rendah. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dilakukan praktikum ini untuk menentukan kandungan fosfor yang tersedia dalam tanah. Dalam praktikum ini metode yang digunakan untuk menetapkan fosfor tersedia adalah metode ekstraksi Bray and Kurtz dimana metode ini dikembangkan untuk tanah masam, tetapi juga baik untuk tanah-tanah netral.

B.       Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 
1. Mengetahui kandungan fosfor tersedia dalam tanah.
2. Menetapkan fosfor tersedia dengan metode ekstraksi Bray and Kurtz.
3. Mengetahui peranan fosfor pada tanaman.
4. Mengetahui gejala kekutangan fosfor dan gejala kelebihan fosfor pada tanaman.

 II.      TINJAUAN PUSTAKA
Fosfor merupakan unsur hara esensial makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari tanah atau dari pemupukan serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Jumlah P total dalam tanah cukup banyak, namun yang tersedia bagi tanaman jumlahnya rendah hanya 0,01 – 0,2 mg/kg tanah (Handayanto dan Hairiyah, 2007).
Peranan P pada tanaman penting untuk pertumbuhan sel, pembentukan akar halus dan rambut akar, memperkuat tegakan batang agar tanaman tidak mudah rebah,pembentukan bunga , buah dan biji serta memperkuat daya tahan terhadap penyakit. Tanaman jagung menghisap unsur P dalam bentuk ion sebanyak 17 kg/ha untuk menghasilkan berat basah tanaman 4200 kg/ha (Premono,2002).
Analisis P-tanah metode Bray dan Kurtz P-1 diperkenalkan oleh Roger Bray dan Touby Kurtz dari Stasiun Percobaan Pertanian Illionis pada tahun 1945 dan sampai sekarang banyak digunakan di Midwestern dan Utara Sentral Amerika Serikat (Bray and Kurtz, 1945; Frank et al., 1998).
Ketersedian P dalam tanah merupakan P tang ada di dalam tanah larutan tanah sehingga ia dapat diserap oleh tanah.  Fosfor merupakan salah satu unsur hara bagi tanaman, karena dibutuhkan dalam jumlah yang banyak dan bersifat esensial.  Sangat penting dan tidak dapat digantikan.  Fosfor menjadi masalah karena ketersediaannya yang rendah (Indranada, 1994).
Fosfor terjadi diddalam tanah berubah menurut waktu, beberapa mineral fosfor diubah menjadi fosfor oragnik.  Konsentrasi yang sangat rendah dalam larutan tanah pada setiap waktu tertentu berarti bahwa pencucian memindahkan sedikit fosfor dari tanah (Tan.  H.  Kim, 1998).
Penetapan P mempunyai dua tahap yaitu persiapan larutan ekstrasi P dan penguji kandungan P dalam larutan.  Pemilih metode ini tergantung pada konsentrasi P dalam larutan dan khususnya asam digunakan dala pengujian analitik (Kuswandi, 1993).
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spketrometer dan fotometer. Spektrofometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan dengan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko (Khopar, 1990).
 

BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.      Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 8 November 2017. Bertempat dilaboratorium  Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo.
B.       Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu neraca analitik, botol kocok, mesin kocok bolak-balik, alat sentrifus, tabung reaksi, dispenser 10 ml, pipet volume 0,5 ml, pipet volume 2 ml, pipet ukur 10 ml, spektrofotometer uv-vis, flamefotometer
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu HCl 25 %, Pereaksi P pekat, Pereaksi pewarna  P, tandar induk 1.000 ppm PO4 (Titrisol), Standar induk 200 ppm PO4, Standar induk 1.000 ppm K (Titrisol), Standar 200 ppm K, Deret standar PO4 (0; 4; 8; 16; 24; 32 dan 40 ppm), Deret standar K (0; 2; 4; 8; 12; 16; dan 20 ppm)
C.       Prosedur Kerja
Timbang 2,000 g contoh tanah ukuran <2 mm, dimasukkan ke dalam botol kocok dan ditambahkan 10 ml HCl 25% lalu kocok dengan mesin kocok selama 5 jam. Masukan ke dalam tabung reaksi dibiarkan semalam atau disentrifuse. Pipet 0,5 ml ekstrak jernih contoh ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 9,5 ml air bebas ion (pengenceran 20x) dan dikocok. Pipet 2 ml ekstrak contoh encer dan deret standar  masing-masing  dimasukkan  ke dalam tabung  reaksi,  kemudian ditambahkan 10 ml larutan pereaksi pewarna P dan dikocok. Dibiarkan selama 30 menit, lalu ukur absorbansinya  dengan spektrofotometer  pada panjang gelombang 693 nm. Untuk  kalium,  ekstrak  contoh  encer  dan deret standar  K diukur  langsung dengan alat flamefotometer.
Perhitungan
Kadar P potensial  mg P2O5 (100 g)-1
=  ppm kurva x (ml ekstrak/1.000 ml) x (100 g/g contoh) x fp x (142/90) x fk
=  ppm kurva x 10/1.000 x 100/2 x 20 x 142/90 x fk
=  ppm kurva x 10 x 142/190 x fk

Kadar K potensial  mg K2O (100g)-1
=  ppm kurva x 10 x 94/78 x fk

Keterangan:
ppm kurva = kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan antara kadar deret standar dengan pembacaannya setelah dikoreksi blanko.
fk                = faktor koreksi kadar air =  100/(100 % kadar air)
fp                = faktor pengenceran (20)
142/190      = faktor konversi bentuk PO4 menjadi P2O5
94/78          = faktor konversi bentuk K menjadi K2O

 DAFTAR PUSTAKA

Handayanto, E. 2007. Biologi Tanah Landasan Pengelolaan Tanah Sehat. Pustaka Adipura. Jakarta.

Premono. 2002. Pengaruh BPF Terhadap Serapan  Kalium Unsur Mikro Tanaman Jagung Pada Tanah Masam. Penerbit Angkasa Presindo. Bandung.
Bray R.H., and L.T. Kurtz. 1945. Determination of total, organic and available forms of phosphorus in soils. Soil Sci. 59:39-45.
Frank, K.D. Beegle, and J. Denning. 1998. Phosphorus. p. 21-30. In J. R. Brown (ed.) Recommended Chemical Soil Test Procedures for the North Central Region. North Central Reg. Res. Publ. No. 221 (revised).
Indranada.  1994.  Pengelolaan kesuburan tanah.  Bumi Aksara.  Jakarta.

Kuswandi.  1993.  Pengapuran tanah pertanian.kenisius.  Yogyakarta.

Tan, H.  K.  1998.  Dasar-dasar ilmu kimia tanah.  Univesitas gajah mada.  Yogyakarta.
S. M. Khopkar, 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press, h. 225