LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN
PENYIMPANAN
OLEH:
SATRIA
EKA WIJAYA
D1B114
071
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2016
BAB
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kemasan adalah media
atau wadah yang dipergunakan untuk membungkus bahan hasil pertanian sebelum
bahan tersebut disimpan dalam ruang penyimpanan. Maksudnya adalah untuk
mempermudah pengaturan, pengangkutan, penempetan dari dan ke tempat
penyimpanan, serta memberi perlindungan pada bahan secara awal. Pada umumnya,
kondisi bahan hasil pertganian akan terjaga baik bila disimpan dalam keadaan
dikemas. Namun, tidak semua hasil pertanian akan member akibat yang sama jika
disimpan dalam bentuk kemasan. Kemasan ini hanya cocok diterapkan untuk
komoditas pertanian berupa bahan yang telah dikeringkan
Pengemasan disebut juga
pembungkusan, pewadahan atau pengepakan, memegang peranan penting dalam
pengawetan bahan hasil pertanian. Adanya wadah atau pemungkus dapat membantu
mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan yang ada
didalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan,
benturan, getaran). Disamping itu pengemsan berfungs untuk menenpatkan suatu
hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yasng
memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi
wadah atau pembungkus berfungsi sebahgai peranhgsang atau daya tarik pembeli.
Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam
perencanaannya.
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengenalkan pada
praktikan / mahasiswa tentang teknik pengemasan dan penyimpanan produk pangan
Kegunaan dari paraktikum ini adalah
agar parktikan dapat mengetahui apa saja yang terjadi pada produk pangan yang
dikemas atau tidak dikemas yang disimpan pada suhu ruangan ( ruang terbuka )
dan kulkas.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian umum dari kemasan adalah suatu benda yang
digunakan untuk wadah atau tempat dan dapat memberikan perlindungan sesuai
dengan tujuannya. Adanya kemasan dapat membantu mencegah/mengurangi kerusakkan,
melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik
seperti gesekan, benturan atau getaran. Dari segi promosi kemasan dapat
berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli (Esti, 2007).
Pengemasan juga merupakan suatu sistem terkoordinasi
dalam menyiapkan peralatan untuk transportasi, distribusi, penyimpanan,
retailing, dan penggunaan akhir. Pengemasan juga merupakan sebuah fungsi
tekno-komersial yang ditujukan untuk mengotimalkan harga pengiriman dan
memaksimalkan penjualan (Coles, et.al., 2003).
Bahan pangan dan hasil pertanian merupakan bahan yang
rentan terhadap perubahan sifat sensoris, seperti perubahan rasa, tekstur, dan
bentuk. Pengemasan adalah suatu cara untuk menjamin pengiriman suatu produk
yang aman kepada konsumen dengan kuantitas dan kualitas yang tetap terjaga
baik. Fungsi pengemasan makanan adalah untuk memberikan proteksi sehingga lebih
awet, mempermudah penyimpanan, distribusi, promosi, dan sekaligus jaminan
kepada konsumen serta berwawasan lingkungan (Syarief, R., 1989).
Selain penyimpanan dengan menggunakan metode pengemasan
dengan plastik dan dengan cara sederhana dalam usaha memperpanjang daya simpan
produk dapat dilakukan dengan cara penyimpanan hipobarik. Penyimpanan hipobarik
ini dilakukan didalam ruang vakum yang berhubungan dengan udara yang mengandung
air jenuh sehingga bermanfaat dalam mempertahankan tingkat oksigen dalam buah
dan kehilangan air pada buah karena hal ini dapat menurunkan tekanan parsial
pada oksigen dan pada buah yang lain dapat menekan produksi gas etilen (Hawa,
La Choviya, 2006). Dengan memanfaatkan berbagai teknolgi yang ada akan
memerlukan biaya yang cukup mahal tetapi bagi petani yang tidak memiliki biaya
cukup dalam proses penyimpanan dapat menerapkan cara yang sederhana agar
menekan biaya produksi produk.
Pada dasarnya prinsip dari
pengemasan adalah penekanan laju respirasi yang ada dalam buah dan sayuran yang
ada karena respirasi yang ada mempengaruhi dalam beberapa proses metabolisme
yang ada didalam buah dan sayur yang disimpan. Dari data yang didapat
menggunakan plastik polietilen merupakan salah satu cara untuk menekan laju
respirasi dalam sayuran sehingga dapat disimpan dengan waktu yang lama tetapi
memiliki efek perubahan struktur dan tekstur pada sayur yang dikemas. Ketika
sayuran yang tidak dikemas akan menyebabkan sayuran tersebut mudah melakukan
respirasi sehingga metabolisme yang ada akan mempercepat buah atau sayuran yang
dikemas cepat busuk sehingga menurunkan kualitas dari komoditas tersebut.
Kerusakan yang terjadi selain karena metabolik yang ada dalam tanaman yang
disimpan dapat terjadi karena adanya aktifitas organisme pengganggu (Rachmawati,
2010). Ketika buah atau sayuran yang dilakukan pengemasan tidak akan terjadi
pertukaran gas yang ada didalam komoditas sehingga air akan menggenangi kemasan
dan akan berakibat terjadi reaksi kimia yaitu fermentasi dalam sayuran yang
dapat merubah tekstur dari keras menjadi lunak pada sayuran yang dikemas.
BAB
III. METODE PRAKTIKUM
A.
Tempat
dan Waktu
Praktikum
ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Unit Agronomi Fakultas Pertanian
Universitas Halu Oleo dan dilakukan selama 4 hari yaitu pada tanggal 22-25
Desember 2016.
B.
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan
pada praktikum ini yaitu plastic kemas, aluminium foil, Gelas aqua kosong,
Kulkas, Kertas label, gunting, alat pengepres, baki dan alat tulis menulis.
Bahan yang digunakan yaitu kripik singkong.
C.
Prosedur
Kerja
Prosedur kerja pada
praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1.
Mempersiapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam praktikum.
2. Menggunting
plastik kemas/aluminium foil sesuai dengan ukuran bahan yang akan dikemas
dengan memisahkan bahan yang dikemas dan tidak dikemas.
3. Melipat
kertas plastik atau aluminium foil sehingga membentuk kemasan kemudian
dilakukan pengepresan agar kemasan tidak terbuka.
4. Memasukkan
bahan yang dikemas (dengan plastik dan aluminium foil) dan tidak dikemas (gelas
air mineral kosong) kedalam kulkas dan kedalam ruangan (khusus untuk kemasan
plastik dan aluminium foil dibuat 3 ulangan.
5. Melakukan
pengamatan, mencatat dan mendokumentasikan setiap perubahan yang terjadi sejak
tahap pengemasan sampai hari keempat dengan interval waktu 24 jam pengamatan.
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Gambar hasil pengamatan praktikum
Pengematan
ke 2
pengamatan ke 3
Pengamtan ke 4
B.
Pembahasan
Pada dasarnya prinsip dari pengemasan adalah penekanan
laju respirasi yang ada dalam buah dan sayuran yang ada karena respirasi yang
ada mempengaruhi dalam beberapa proses metabolisme yang ada didalam keripik
singkong yang disimpan. Dari data yang didapat menggunakan plastik aluminium
foil merupakan salah satu cara untuk menekan laju respirasi dalam keripik
singgkong sehingga dapat disimpan dengan waktu yang lama tetapi memiliki efek
perubahan struktur dan tekstur pada keripik yang dikemas. Ketika sayuran yang
tidak dikemas akan menyebabkan sayuran tersebut mudah melakukan respirasi
sehingga metabolisme yang ada akan mempercepat buah atau keripik yang dikemas
cepat busuk sehingga menurunkan kualitas dari komoditas tersebut. Kerusakan
yang terjadi selain karena metabolik yang ada dalam tanaman yang disimpan dapat
terjadi karena adanya aktifitas organisme pengganggu yang dilakukan pengemasan
tidak akan terjadi pertukaran gas yang ada didalam komoditas sehingga air akan
menggenangi kemasan dan akan berakibat terjadi reaksi kimia yaitu fermentasi
dalam sayuran yang dapat merubah tekstur dari keras menjadi lunak pada sayuran
yang dikemas.
Pada praktikum yang sudah dilakukan dapat dilihat bawah
tidak terjadi prubahan pada suhu kulkas dan suhu rungan dengan menggunakan pengemasan plestik,
aliminum foil, dan gelas aqua yang kosong. Pada pengemasan plastik dapat
dilihat dari luar untuk melihat perubahan yang terjdi pada keripik singkong,
pada pengemasan ini tidak perlu dibuka untuk melihat perubahanya. Dari
praktikum pertama samapi terakhir kripik singkong tidak terjadi prubahan
sedikitpun seperti perubahan warna, bau, dan bentuk dari keripik singkong
tersebut
Pengamtan pada keripik yang
menggunakan aluminium foil harus dibuka terlebih dahulu untuk mengetahui perubahan
yang terjadi pada kripik sing setelah dibuka dibuang kemasan yang sudah dibuka
tersebut. Penggunaan aluminium foil tidak terjadi perubahan dari praktikum
pertama samapi akhir pada suhu ruangan dan suhu kulkas
V.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya prinsip dari pengemasan adalah penekanan
laju respirasi yang ada dalam buah dan sayuran yang ada karena respirasi yang
ada mempengaruhi dalam beberapa proses metabolisme yang ada didalam keripik
singkong yang disimpan.
Pada pengemasan plastik dapat dilihat dari luar untuk melihat perubahan yang terjdi pada keripik singkong,
pada pengemasan ini tidak perlu dibuka untuk melihat perubahanya. Dari praktikum
pertama samapai terakhir kripik singkong tidak terjadi prubahan sedikitpun
seperti perubahan warna, bau, dan bentuk dari keripik singkong tersebut
Penggunaan aluminium foil tidak
terjadi perubahan dari praktikum pertama samapi akhir pada suhu ruangan dan
suhu kulkas
B. Saran
Saran yang dapat disamapaikan adalah
agar praktium dilakukan lebih efesien dan lebih sering agar tidak terjadi
kesalahan pada praktikum berikutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Coles, et.al., 2011. Analisis Konsentrasi Gas
Sesaat dalam Kemasan Melalui Lubang Berukuran Mikro Untuk Pengemasan Buah Segar
dengan Sistem Kemasan Atmosfer Termodifikasi. Agrointek 5(1): 53-58.
Esti,
2007. Pelapisan Chitosan Pada Buah Salak Pondoh (Salacca
Edulis Reinw.) Sebagai Upaya Memperpanjang Umur Simpan Dan Kajian Sifat
Fisiknya Selama Penyimpanan. Jurnal Teknologi Pertanian 6(2): 45-49.
Hawa, La Choviya. 2006. Pengembangan
Model Tekstur Dan Umur Simpan Buah Sawo (Achras
Sapota L) Dengan Variasi Suhu Dan Tekanan Pada Penyimpanan Hipobarik. Jurnal Teknologi Pertanian 7(1): 10-19.
Rachmawati, 2010.
Penentuan
Komposisi Atmosfer Untuk Penyimpanan Bawang Daun Rajangan. Jurnal Teknik Industri Pertanian 15(3): 79-84.
Syarief, R., 1989. Teknologi Pemroses, Pengemasan
dan Penyimpanan Benih. Yogyakarta: Kanisius.
LAMPIRAN