Rabu, 04 April 2018

Laporan Lengkap Praktikum Teknologi Pengemasan dan Penyimpanan



LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN









OLEH:
SATRIA EKA WIJAYA
D1B114 071







PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2016


BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemasan adalah media atau wadah yang dipergunakan untuk membungkus bahan hasil pertanian sebelum bahan tersebut disimpan dalam ruang penyimpanan. Maksudnya adalah untuk mempermudah pengaturan, pengangkutan, penempetan dari dan ke tempat penyimpanan, serta memberi perlindungan pada bahan secara awal. Pada umumnya, kondisi bahan hasil pertganian akan terjaga baik bila disimpan dalam keadaan dikemas. Namun, tidak semua hasil pertanian akan member akibat yang sama jika disimpan dalam bentuk kemasan. Kemasan ini hanya cocok diterapkan untuk komoditas pertanian berupa bahan yang telah dikeringkan
            Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan, memegang peranan penting dalam pengawetan bahan hasil pertanian. Adanya wadah atau pemungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan yang ada didalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Disamping itu pengemsan berfungs untuk menenpatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yasng memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebahgai peranhgsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.

B. Tujuan dan Kegunaan
            Tujuan dari praktikum ini adalah mengenalkan pada praktikan / mahasiswa tentang teknik pengemasan dan penyimpanan produk pangan
            Kegunaan dari paraktikum ini adalah agar parktikan dapat mengetahui apa saja yang terjadi pada produk pangan yang dikemas atau tidak dikemas yang disimpan pada suhu ruangan ( ruang terbuka ) dan kulkas.

  BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
            Pengertian umum dari kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Adanya kemasan dapat membantu mencegah/mengurangi kerusakkan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan atau getaran. Dari segi promosi kemasan dapat berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli (Esti, 2007).
            Pengemasan juga merupakan suatu sistem terkoordinasi dalam menyiapkan peralatan untuk transportasi, distribusi, penyimpanan, retailing, dan penggunaan akhir. Pengemasan juga merupakan sebuah fungsi tekno-komersial yang ditujukan untuk mengotimalkan harga pengiriman dan memaksimalkan penjualan (Coles, et.al., 2003).
            Bahan pangan dan hasil pertanian merupakan bahan yang rentan terhadap perubahan sifat sensoris, seperti perubahan rasa, tekstur, dan bentuk. Pengemasan adalah suatu cara untuk menjamin pengiriman suatu produk yang aman kepada konsumen dengan kuantitas dan kualitas yang tetap terjaga baik. Fungsi pengemasan makanan adalah untuk memberikan proteksi sehingga lebih awet, mempermudah penyimpanan, distribusi, promosi, dan sekaligus jaminan kepada konsumen serta berwawasan lingkungan (Syarief, R., 1989).
            Selain penyimpanan dengan menggunakan metode pengemasan dengan plastik dan dengan cara sederhana dalam usaha memperpanjang daya simpan produk dapat dilakukan dengan cara penyimpanan hipobarik. Penyimpanan hipobarik ini dilakukan didalam ruang vakum yang berhubungan dengan udara yang mengandung air jenuh sehingga bermanfaat dalam mempertahankan tingkat oksigen dalam buah dan kehilangan air pada buah karena hal ini dapat menurunkan tekanan parsial pada oksigen dan pada buah yang lain dapat menekan produksi gas etilen (Hawa, La Choviya, 2006). Dengan memanfaatkan berbagai teknolgi yang ada akan memerlukan biaya yang cukup mahal tetapi bagi petani yang tidak memiliki biaya cukup dalam proses penyimpanan dapat menerapkan cara yang sederhana agar menekan biaya produksi produk.
            Pada dasarnya prinsip dari pengemasan adalah penekanan laju respirasi yang ada dalam buah dan sayuran yang ada karena respirasi yang ada mempengaruhi dalam beberapa proses metabolisme yang ada didalam buah dan sayur yang disimpan. Dari data yang didapat menggunakan plastik polietilen merupakan salah satu cara untuk menekan laju respirasi dalam sayuran sehingga dapat disimpan dengan waktu yang lama tetapi memiliki efek perubahan struktur dan tekstur pada sayur yang dikemas. Ketika sayuran yang tidak dikemas akan menyebabkan sayuran tersebut mudah melakukan respirasi sehingga metabolisme yang ada akan mempercepat buah atau sayuran yang dikemas cepat busuk sehingga menurunkan kualitas dari komoditas tersebut. Kerusakan yang terjadi selain karena metabolik yang ada dalam tanaman yang disimpan dapat terjadi karena adanya aktifitas organisme pengganggu (Rachmawati, 2010). Ketika buah atau sayuran yang dilakukan pengemasan tidak akan terjadi pertukaran gas yang ada didalam komoditas sehingga air akan menggenangi kemasan dan akan berakibat terjadi reaksi kimia yaitu fermentasi dalam sayuran yang dapat merubah tekstur dari keras menjadi lunak pada sayuran yang dikemas.

BAB III. METODE PRAKTIKUM
A.    Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Unit Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo dan dilakukan selama 4 hari yaitu pada tanggal 22-25 Desember 2016.

B.     Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu plastic kemas, aluminium foil, Gelas aqua kosong, Kulkas, Kertas label, gunting, alat pengepres, baki dan alat tulis menulis. Bahan yang digunakan yaitu kripik singkong.

C.    Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1.  Mempersiapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam praktikum.
2.    Menggunting plastik kemas/aluminium foil sesuai dengan ukuran bahan yang akan dikemas dengan memisahkan bahan yang dikemas dan tidak dikemas.
3.    Melipat kertas plastik atau aluminium foil sehingga membentuk kemasan kemudian dilakukan pengepresan agar kemasan tidak terbuka.
4.    Memasukkan bahan yang dikemas (dengan plastik dan aluminium foil) dan tidak dikemas (gelas air mineral kosong) kedalam kulkas dan kedalam ruangan (khusus untuk kemasan plastik dan aluminium foil dibuat 3 ulangan.
5.      Melakukan pengamatan, mencatat dan mendokumentasikan setiap perubahan yang terjadi sejak tahap pengemasan sampai hari keempat dengan interval waktu 24 jam pengamatan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Gambar hasil pengamatan praktikum
Pengematan ke 2                                                pengamatan ke 3





                                         Pengamtan ke 4
                                                         










B. Pembahasan
            Pada dasarnya prinsip dari pengemasan adalah penekanan laju respirasi yang ada dalam buah dan sayuran yang ada karena respirasi yang ada mempengaruhi dalam beberapa proses metabolisme yang ada didalam keripik singkong yang disimpan. Dari data yang didapat menggunakan plastik aluminium foil merupakan salah satu cara untuk menekan laju respirasi dalam keripik singgkong sehingga dapat disimpan dengan waktu yang lama tetapi memiliki efek perubahan struktur dan tekstur pada keripik yang dikemas. Ketika sayuran yang tidak dikemas akan menyebabkan sayuran tersebut mudah melakukan respirasi sehingga metabolisme yang ada akan mempercepat buah atau keripik yang dikemas cepat busuk sehingga menurunkan kualitas dari komoditas tersebut. Kerusakan yang terjadi selain karena metabolik yang ada dalam tanaman yang disimpan dapat terjadi karena adanya aktifitas organisme pengganggu yang dilakukan pengemasan tidak akan terjadi pertukaran gas yang ada didalam komoditas sehingga air akan menggenangi kemasan dan akan berakibat terjadi reaksi kimia yaitu fermentasi dalam sayuran yang dapat merubah tekstur dari keras menjadi lunak pada sayuran yang dikemas.
            Pada praktikum yang sudah dilakukan dapat dilihat bawah tidak terjadi prubahan pada suhu kulkas dan suhu rungan  dengan menggunakan pengemasan plestik, aliminum foil, dan gelas aqua yang kosong. Pada pengemasan plastik dapat dilihat  dari luar untuk melihat  perubahan yang terjdi pada keripik singkong, pada pengemasan ini tidak perlu dibuka untuk melihat perubahanya. Dari praktikum pertama samapi terakhir kripik singkong tidak terjadi prubahan sedikitpun seperti perubahan warna, bau, dan bentuk dari keripik singkong tersebut
            Pengamtan pada keripik yang menggunakan aluminium foil harus dibuka terlebih dahulu untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada kripik sing setelah dibuka dibuang kemasan yang sudah dibuka tersebut. Penggunaan aluminium foil tidak terjadi perubahan dari praktikum pertama samapi akhir pada suhu ruangan dan suhu kulkas












V. PENUTUP
A. Kesimpulan
            Pada dasarnya prinsip dari pengemasan adalah penekanan laju respirasi yang ada dalam buah dan sayuran yang ada karena respirasi yang ada mempengaruhi dalam beberapa proses metabolisme yang ada didalam keripik singkong yang disimpan.
            Pada pengemasan plastik dapat dilihat  dari luar untuk melihat  perubahan yang terjdi pada keripik singkong, pada pengemasan ini tidak perlu dibuka untuk melihat perubahanya. Dari praktikum pertama samapai terakhir kripik singkong tidak terjadi prubahan sedikitpun seperti perubahan warna, bau, dan bentuk dari keripik singkong tersebut
            Penggunaan aluminium foil tidak terjadi perubahan dari praktikum pertama samapi akhir pada suhu ruangan dan suhu kulkas
B. Saran
            Saran yang dapat disamapaikan adalah agar praktium dilakukan lebih efesien dan lebih sering agar tidak terjadi kesalahan pada praktikum berikutnya.




DAFTAR PUSTAKA
Coles, et.al., 2011. Analisis Konsentrasi Gas Sesaat dalam Kemasan Melalui Lubang Berukuran Mikro Untuk Pengemasan Buah Segar dengan Sistem Kemasan Atmosfer Termodifikasi. Agrointek 5(1): 53-58.
Esti, 2007. Pelapisan Chitosan Pada Buah Salak Pondoh (Salacca Edulis Reinw.) Sebagai Upaya Memperpanjang Umur Simpan Dan Kajian Sifat Fisiknya Selama Penyimpanan. Jurnal Teknologi Pertanian 6(2): 45-49.
Hawa, La Choviya. 2006. Pengembangan Model Tekstur Dan Umur Simpan Buah Sawo (Achras Sapota L) Dengan Variasi Suhu Dan Tekanan Pada Penyimpanan Hipobarik. Jurnal Teknologi Pertanian 7(1): 10-19.
Rachmawati, 2010. Penentuan Komposisi Atmosfer Untuk Penyimpanan Bawang Daun Rajangan. Jurnal Teknik Industri Pertanian 15(3): 79-84.
Syarief, R., 1989. Teknologi Pemroses, Pengemasan dan Penyimpanan Benih. Yogyakarta: Kanisius.






















LAMPIRAN